Senin, 02 Desember 2013

Laporan ilmiah tentang lumut


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil.
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke dalam Bryophyta.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Penulis membatasi laporan ini seputar :
ü  Tumbuhan Lumut
ü  Perkembangan dan pertumbuhan lumut
ü  Pengaruh pemberian cahaya pada tumbuhan lumut

1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini :
ü  Untuk membuktikan perbedaan kecepatan pertumbuhan tumbuhan lumut
ü  Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang makhluk hidup.
ü  Untuk mengetahui dan lebih mengenal tentang tumbuhan lumut.


1.4 MANFAAT PENELITIAN
            Manfaat dari penulisan laporan ini adalah :
ü  Dapat menentukan habitat tumbuhan lumut
ü  Dapat mendeskripsikan proses pertumbuhan tanaman lumut.
ü  Dapat menganalisis masalah yang terjadi  pada proses pertumbuhan.
ü  Dapat memahami keanekaragaman hayati.
ü  Dapat mengembangkan potensi usaha dari kerajinan tumbuhan lumut.

1.5 METODE PENULISAN
Dalam pembuatan laporan ini dilakukan dengan cara :
ü Metode observasi.
ü Membaca beberapa buku di perpustakaan sekolah.
ü Mengumpulkan data dari internet.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan para pembaca penulis menyusun laporan ilmiah ini dalam beberapa bab yaitu :
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG   
1.2 RUMUSAN MASALAH  
1.3 TUJUAN PENELITIAN 
1.4 MANFAAT PENELITIAN 
1.5 METODE PENULISAN  
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI   
2.2 RUMUSAN HIPOTESIS  
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN     
3.2 INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN  
3.3 JADWAL DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN 
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI DATA
4.2 PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN








 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
Berdasarkan teori yang ada, beberapa jenis lumut memiliki ruang lingkup kehidupan yang luas, namun beberapa hanya berada pada habitat khusus. Secara umum lumut tidak dapat tumbuh pada habitat kering, kebanyakan hidup pada tempat yang kelembabannya tinggi, dan teduh. Jika dikaji secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa kebanyakan lumut memiliki range ekologi yang agak sempit dan terbatas sehingga tumbuhan lumut mempunyai nilai penting yang cukup besar sebagai indikator habitat tertentu. Faktor biotik yang mempengaruhi kehidupan tumbuhan lumut adalah menyangkut masalah kompetisi diantara tumbuhan lumut itu sendiri, baik untuk mendapatkan makanan maupun untuk tempat hidupnya. Sedangkan faktor abiotiknya meliputi :
ü  Faktor cahaya, Umumnya tumbuhan normal membutuhkan 500 – 1300 lux intensitas cahaya. ( yang akan menjadi bahan percobaan dengan menggunakan sinar matahari )
ü  Faktor temperatur
ü  Faktor Air
Intensitas penghisapan air tergantung pada kandungan air tiap – tiap tumbuhan. Adaptasi tumbuhan lumut dalam pengambilan air :
  • Endohydric species, air yang diambil berasal dari substrat dan kemudian dihantarkan secara internal ke organ daun atau permukaan evaporasi lainnya (sifat permukaan dari tumbuhan adalah water rapellent/penolak). Umumnya hidup pada substrat yang kaya nutrien, tempat basah, dan poreus (berpori). Contoh : Polytricaceae, Mniaceae,Marchantiaceae, dsb.
  • Ektohydric species, Air mudah diabsorbsi dan hilang melalui segala permukaan tubuh. Sifat karakteristiknya adalah semua bagian tubuhnya dapat menghisap dan menyimpan air dari udara. Contoh : Grimiaceae, Orthitricaceae, lumut hati berdaun, dsb.
ü  Faktor angin
ü  Faktor edafik, meliputi tanah, humus, dan batuan. Karena lumut hidup umumnya di atas batuan dan tanah yang berhumus, jadi lumut dikatakan bersifat saprofit.

2.2 RUMUSAN HIPOTESIS
Keberadaan tumbuhan lumut disuatu tempat selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan tersebut meliputi faktor biotik dan abiotik. Tumbuhan lumut jarang ditemukan yang bersifat individu, melainkan hidup berkelompok dan mempunyai bentuk – bentuk kehidupan khusus. Tumbuhan lumut biasanya tumbuh ditempat yang lembab dan berair meskipun begitu lumut juga masih membutuhkan suplai sinar matahari yang cukup, akan tetapi tumbuhan lumut kurang bisa hidup didaerah yang panas dan gersang ditambah lagi mendapat sinar matahari secara langsung, hal ini menyebabkan tumbuhan lumut banyak dijumpai di pinggiran sungai, selokan, maupun pada saluran pembuangan.






BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah suatu hal yang penting dalam suatu penelitian ilmiah, maka penulis menyusunnya sebagai berikut :
  • Identifikasi variabel, yakni faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian. Ada beberapa variabel dalam suatu penelitian. Untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Pengamatan dilakukan terhadap variabel tersebut, dan mengukur variabel yang di pengaruhinya. Sementara itu, variabel yang lain  dibuat tetap (terkontrol) untuk mengisolir fenomena yang dapat berpengaruh terhadap pengamatan tersebut. Ada pun variabelnya sebagai berikut :
    • Variabel bebas, yaitu sinar cahaya matahari
    • Variabel tak bebas, yaitu morfologi tumbuhan lumut (pengukuran terhadap luas dari tumbuhan lumut pada media objek)
    • Variabel terkontrol, yaitu luas kayu, ember, serta volum air
    • Memilih peralatan yang sesuai dengan penelitian.
    • Melakukan pengamatan akurat, dalam hal ini adalah melakukan pengamatan terhadap semua objek dalam penelitian pada saat melakukan penelitian terutama pada alat dan bahan agar tujuan dari penelitian dapat dicapai. Pengamatan juga bertujuan untuk mencatat semua hal dan peristiwa yang terjadi pada objek penelitian. Pengamatan dilakukan secara teliti dan akurat dalam setiap fase penelitiannya.
    • Mengumpulkan data dan hasil penelitian, dalam hal ini pencatatan data harus jelas guna kelancaran penelitian. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengamati setiap perubahan yang terjadi.
    • Mengolah dan menganalisis data, pengolahan  dan penyajian data penting agar dapat menganalisis data dengan benar. Adapun hal yang harus dianalisis sebagai berikut :
      • Apakah setiap data menghasilkan kurva yang mulus
      • Apakah ada data diluar kurva
      • Apakah data tersebut dapat diabaikan atau ada suatu alasan tertentu mengapa hal ini terjadi.
      • Ø Kesimpulan, yakni mengenai perumusan mengenai apa yang diperoleh dari suatu penelitian kualitatif.
      • Ø Membuat laporan kegiatan penelitian, yakni hasil penelitian dikomunikasikan secara tertulis dalam bentuk laporan kegiatan penelitian.


3.2 INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Ember
Gayung
Penggaris
Pisau
Kertas hvs dan alat tulis
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
Kayu
Air
3.3 JADWAL DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
  1. a.      Menyiapkan alat-alat dan bahan untuk melakukan penelitian
  2. b.      Menyiapkan 2 ember untuk 2 perlakuan, ember yang digunakan harus sama
  3. c.       Tiap-tiap ember di isi air sebanyak 100 ml agar menjaga kelembaban (tinggi air pada ember 1 cm)
  4. d.      Masukan media pertumbuhan lumut berupa kayu pada kedua ember dengan ukuran :
Ukuran Kayu : 10 cm x 15 cm
  1. e.       Letakan kedua ember pada tempat yang berbeda :
Ember A : Diletakan di dekat sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang
Ember B : Diletakan di halaman depan rumah (panas) dengan pencahayaan sangat terang
  1. f.       Setelah beberapa hari lakukanlah pengamatan terhadap kedua ember tersebut, apakah pada kedua ember tersebut sudah tumbuh lumut
  2. g.      Lakukan peninjauan setiap 3  hari sekali, dan catat hasilnya
  3. h.      Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan yang terjadi pada kedua ember ?
  4. i.        Catat setiap terjadi perbedaan dan peristiwa
  5. j.        Olah semua data yang telah terkumpul, kemudian buatlah grafik perbandingan
  6. k.      Tariklah suatu kesimpulan





BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI  DATA
Penelitian ini berlangsung selama 21 hari, dimulai dari tanggal 7 Agustus 2011 hingga tanggal 28 Agustus 2011. Dalam kurun waktu tersebut  telah terjadi berbagai proses pertumbuhan yang berkaitan dengan penelitian ini dan kami pun berhasil mengumpulkan data tersebut dan mengolahnya menjadi suatu laporan ilmiah.
Adapun data yang terkumpul selama penelitian terhadap proses pertumbuhan lumut, adalah sebagai berikut :
Dalam bentuk tabel :
NO
HARI KE
LUAS LUMUT YANG TUMBUH PADA KAYU DI EMBER
KETERANGAN
EMBER A
EMBER B
1
3
5 Cm2
0 Cm2

Air berubah menjadi keruh

2
6
19 Cm2
6,1 Cm2
Kedua ember mulai ditumbuhi lumut
3
9
42,3 Cm2
14 Cm2
Pada ember A air berubah warna menjadi hijau pekat
4
12
98,8 Cm2
35,6 Cm2
Pertumbuhan lumut yang sangat cepat terjadi pada ember A
5
15
137 Cm2
33,2 Cm2
Pada ember B kayu menjadi keropos
6
18
150 Cm2
42,8 Cm2
Pada ember A lumut menutupi seluruh permukaan kayu
7
21
150 Cm2
62 Cm2
Pada ember B kayu berubah menjadi hitam dan kropos
                     
Catatan :        Luas kayu total pada ember 150 Cm2
Ember A : Diletakan di dekat sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang
Ember B : Diletakan di halaman teras depan rumah (panas) dengan pencahayaan .

4.2 PEMBAHASAN
Menganalisis data yang di peroleh dari penelitian
  • Secara kualitatif, tempat yang lembab dan mendapat sinar matahari yang cukup menyebabkan pertumbuhan lumut semakin cepat, sedangkan  pada tempat yang panas dan kering pertumbuhan lumut cenderung sedikit lambat, hal ini disebabkan karena lumut termaksuk kedalam tumbuhan epifit yang kurang cocok hidup didaerah yang tandus.
  • Secara kuantitatif, Lumut adalah sekelompok vegetasi kecil yang tumbuh pada tempat lembab atau perairan dan biasanya tumbuh meluas menutupi permukaan,.setiap tempat yang bersuhu kurang 30 derajat dan lembab pasti mudah untuk di tumbuhi lumut.
Menjelaskan hasil dengan teori yang ada
  • Teori menunjukkan, bahwa tumbuhnya lumut banyak di temukan di tempat-tempat lembab atau basah karena sangat menunjang pertumbuhannya. Akan tetapi lumut tidak dapat beradaptasi dengan baik di daerah kering dan panas. Tumbuhan lumut mempunyai jenis + 25.000 species yang tesebar di seluruh permukaan bumi mulai dari daerah tropic sampai kedaerah kutub utara.
Pada umumnya struktur tubuh tumbuhan lumut mempunya ciri –ciri sebagai berikut :
1. Bentuk tubuhnya pipih
2. Bersel banyak
3. mempunyai dinding sel yang tersusun dari selulosa
4. Melekat pada substartnya
5. Bersifat Aututrof
6. Bentuk akar seperti benang-benang
7. Daunya terdiri atas selapis sel yang mengandung klorofals berbentuk jala




 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di atas kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Lumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni rawa.
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya.
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
Jadi secara garis besar hasil penelitian sesuai dengan teori-teori yang sudah ada sebelumnya yang dikemukakan oleh para ahli.

5.2 SARAN
Karena keterbatasan  informasi dan pengetahuan tentang proses pertumbuhan lumut ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman tentang pembuatan laporan ilmiah, mengakibatkan terdapat sedikit kesulitan dalam pembuatan laporan ilmiah ini. Tetapi karena keterbatasan itulah saya termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Maka dari itu saya berharap agar dapat lebih memahami tentang pembuatan laporan ilmiah dan juga diharapkan agar lebih sering diadakan pelatihan pembuatan laporan ilmiah, begitupun waktu yang dibutuhkan agar lebih di perpanjang lagi sehingga dapat dihasilkan laporan ilmiah yang lebih baik lagi.

 DAFTAR PUSTAKA


ADITYA MULYA AKBAR
1ID07
30413242
TUGAS TATA TULIS ILMIAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar